Minggu, 11 Juli 2010

10 Tsunami Paling Mematikan dalam Sejarah

Delapan ribu tahun lalu, sebuah gunung api menyebabkan salju longsor di Sisilia dan terjun bebas ke laut. Gelombang berkecepatan 200 mil per jam itu memicu tsunami penghancur yang menyebar di seluruh laut Mediterania.
Tidak ada catatan sejarah mengenai kejadian tersebut. Yang ada hanya catatan geologis, tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa tsunami yang sempat terjadi tersebut lebih tinggi dari gedung tingkat 10.
Ada beberapa tsunami yang paling merusak dan tercatat dalam sejarah.
  1. 1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal menghancurkan Lisbon, Portugal dan pegunungan di Eropa, orang menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu. Namun Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih dari 60 ribu orang.
  2. 27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu terjadinya tsunami yang menenggelamkan 36 ribu orang Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian barat dan utara Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600 ton blok terumbu karang menuju tepi pantai.
  3. 15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi menyapu pantai timur Jepang. Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.
  4. 1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di Alaska, membunuh 159 orang, kebanyakan berada di Hawaii.
  5. 9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa modern, Gempa di Teluk Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang awalnya dipicu oleh gempa bumi berskala 8,3 skala richter. Gelombang sangat tinggi, tetapi karena wilayah tersebut relatif terisolasi dan kondisi geologinya unik maka tsunami tidak menyebabkan banyak kerusakan. Tapi hanya menenggelamkan satu perahu dan membunuh dua orang pelaut.
  6. 22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang tercatat manusia terjadi di Chile sebesar 8,6 skala richter, menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile dalam waktu kurang dari 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter membunuh 1500 orang di Chile dan Hawaii.
  7. 27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good Friday Alaska, dengan kekuatan sekitar 8,4 skala richter menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam tsunami di Valdez Inlet dengan ketinggian 67 meter, membunuh lebih dari 120 orang. Sepuluh orang yang menjadi korban di kota Crescent, di utara California, yang sempat menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter.
  8. 23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya Filipina membunuh 8 ribu korban gempa bumi.
  9. 17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan tsunami di Papua Nugini yang membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.
  10. 26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter mengguncang Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa, sebagian besar karena tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi kemudian dikenal sebagai tsunami lautan Hindia. Gelombang yang terjadi menimpa banyak belahan dunia lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.

Daftar pengusaha Internet Sukses Dunia dibawah 30 tahun

Daftar Pengusaha2 Muda terkaya di Internet , dimana Internet memang tidak henti hentinya mencetak millioner millioner baru, dan berusia muda. Menurut situs official Retire at 21, terdapat 30 pengusaha online kaya raya yang berusia dibawah 30. Bahkan ada yang berusia 17 tahun. Wow!

Beberapa dari mereka mungkin sudah akrab ditelinga kita. Sebut saja Mark Zuckerberg, sang empunya Facebook, atau Matt Mullenweg yang merintis situs blog wordpress.com. Beberapa nama mungkin terdengar agak asing di telinga kita, tapi toh kreasi online mereka telah mengubah dunia kita menjadi lebih baik. Sepatutnya kita belajar dari mereka.

Berikut daftar 50 orang Pengusaha online dibawah umur 30 (Top Young Entrepreneurs Under 30), seperti dikutip dari situs Incomediary

#1. Mark Zuckerberg (25 Years Old)

Mark Zuckerberg, Billioner termuda didunia dan pemilik situs social networking terbesar didunia Facebook. Facebook sekarang menjelma menjadi situs nomor dua yang paling sering dikunjungi didunia, dibawah Google.
Website:http://www.facebook.com

#2. Matt Mullenweg (25 Years Old)

Mattew Mullenweg penemu software Blog Engine Wordpress. Tanpa Matt, mungkin anda tidak bisa berada disitus ini sekarang, karena toh situs ini memakai enjin Wordpress.
Website: http://wordpress.com

#3. Pete Cashmore (24 Years Old)

Pete Cashmore menjalankan situs top blogs, yang menampilkan situs-situs baru apa saja yang muncul di dunia maya. Dengan 1,600,000 Twitter Followers dan 300,000,000 Rss Readers, kita sudah bisa menebak seberapa besar bisnis beliau.
Website: http://mashable.com

#4 & 5. Aaron Levie and Dylan Smith (23 & 22 Years Old)

Situs Box.net dibuat tahun 2005 sebenarnya merupakan proyek kampus untuk mendistribusikan dan menyimpan file yang bisa diakses dimana saja didunia yang terhubung dengan internet. Perusahaan ini sekarang memiliki 2 juta pengguna dengan laba bersih $6 Juta.
Website: http://box.net

#6. David Karp (22 Years Old)

Tumbir adalah platform untuk blog yang mudah digunakan. Tumbir telah menghasilkan $5.25 juta dari berbagai investor termasuk perusahaan raksasa Twitter.
Website: http://www.tumbir.com

#7 & 8. Catherine & David Cook (19 & 21 Years Old)

Catherine dan saudaranya David mulai menjalankan MyYearBook di tahun 2005 dan telah menjadi situs social networking nomor 3 di Amerika dengan pendapatan $17.1 Juta.
Website: http://myyearbook.com

#9. Sean Belnick (23 Years Old)

Sean adalah pengusaha sejati. Di usia 14 tahun, beliau mengunci diri sendiri dikamar dan 3 hari kemudian bisnis Sean dimulai. Sekarang dia telah memiliki penghasilan diatas $50.000.000 dari hasil penjualan kursi secara online.
Website: http://www.bizchair.com

#10. Matt Mickiewicz (25 Years Old)

Matt adalah inspirasi bagi webmaster diseluruh dunia. Website beliau sitepoint telah membantu webmaster untuk belajar tentang web, cara menjual , membeli buku ataupun belajar coding dan membuat background twitter.
Website: http://www.sitepoint.com http://www....www.flippa.com

#11. Noah Everett (24 Years Old)

Noah penemu TwitPic tumbuh seiring pertumbuhan situs Twiiter dan sekarang menjadi situs 200 teratas menurut Alexa. Hebatnya Noah cuma bekerja dirumah, dimana disanalah dia menempatkan servernya untuk melayani jutaan pages views disitusnya perhari.
Website: http://twitpic.com

#12. Ryan Allis (25 Years Old)

Ryan baru berumur 25 tahun untuk menjalanakn situs iContact.com dan servis email marketing yang memperoleh $25,000,000 tahun ini. Dengan pelanggan lebih dari 55,000 yang membayar iuran bulanan, Ryan telah membangun program membership yang sekarang telah memberikannya hasil yang luar biasa.
Website: http://www.icontact.com

#13. Blake Ross (24 Years Old)

Blake adalah developer Software asal America, dan terkenal karena project Mozilla Firefox. Ketika Firefox dirilis tahun 2004, Ross baru berusia 19 tahun, dan sekarang Firefox telah didownload oleh 100 juta orang.
Website: http://www.mozilla.com

#14 & 15. Eric & Susan Gregg Koger (24 & 25 Years Old)

Eric dan Susan baru lulus sekolah ketika mereka memulai Modcloth, bisnis baju skala kecil. Sewaktu masuk universitas, pengguna asrama telah membeli baju dari situs mereka. Ketika lulus tahun 2006, bisnis mereka berkembang menjadi sangat pesat.
Website: http://www.modcloth.com

#16, 17 & 18. Elliott Breece, Joshua Boltuch & Elias Roman (All 25 Years Old)

Amie Street adalah situs musik, dimana komunitas yang menentukan harga musik. Setiap lagu di situs start dengan harga rendah, dan terkadang gratis. Kemudian harga akan naik menjadi 98 sen tergantung bagaimana orang membelinhya.
Website: http://amiestreet.com

#19. Kristopher Tate (21 Years Old)

Kristopher adalah co-founder situs sharing foto, Zooomr, yang dibuat tahun 2005, dan sekarang telah banyak fitur yang tersedia di situs tersebut.
Website: http://www.zooomr.com

#20. Shama Kabani (24 Years Old)

shama adalah master online marketing. Dia adalah president Click To Client, perusahaan service web marketing, dan telah berkeliling dunia untuk bicara tentang internet marketing.
Website: http://clicktoclient.com

25 Perusahaan Terbesar di Dunia

1. Wal-Mart Stores
Rank: 1 (Previous rank: 1)
CEO: H. Lee Scott Jr.
Employees: 2,055,000
Address: 702 S.W. Eighth St.
Bentonville, Arkansas 72716
Country: U.S.
Code:
Website: www.walmartstores.com


Retaining its spot as the largest company in the world, the retail giant spent the last year making strides toward becoming friendlier to its workers and the environment. Long derided for the limited health-care packages offered to its employees, the company focused on expanding its options. As of January, 93.7% of Wal-Mart’s U.S. employees had some form of health care, up from 90.4% last year. On the sustainability front, the retailer sold 145 million energy-efficient light bulbs in 15 months and joined forces with the Clinton Climate Initiative. Some say it isn’t enough; a union-backed ad campaign by WakeUpWalMart.com at the end of 2007 targeted the quality of the company’s imported products.

2. Exxon Mobil
Rank: 2 (Previous rank: 2)
CEO: Rex W. Tillerson
Employees: 107,100
Address: 5959 Las Colinas Blvd.
Irving, Texas 75039
Country: U.S.
Code:
Website: http://www.exxonmobil.com

Big companies know how to make big deals, and at the end of last March, Exxon Mobil signed onto a $5 billion project with Saudi Aramco and Sinopec to expand an existing venture in the Fujian province - marking the first fully integrated petrochemical plant in China backed by foreign investment. Exxon had its best year ever in terms of safety results, while the competition didn’t fare as well. But the high cost of refining hurt Exxon just as much as it hurt the rest. Even with a record of $40.6 billion in net income, profits were up only 2.8% from the previous year.


3. Royal Dutch Shell
Rank: 3 (Previous rank: 3)
CEO: Jeroen van der Veer
Employees: 104,000
Address: Carel van Bylandtlaan 30
The Hague 2596
Country: Netherlands
Code:
Website: http://www.shell.com

In the face of the current energy crisis, Royal Dutch Shell has made its own moves to ensure the company’s future. Two large projects included acquiring a 22% stake in Shell Canada - increasing its access to the vast oil sands in Alberta - and moving forward with Pearl GTL, a gas-to-liquids plant in Qatar. But the year wasn’t without glitches. Shell saw its stake in one of its biggest projects - the Russian-based Sakhalin II - reduced to 27% from 55%, as the Russian government asserted control over the country’s oil industry.

4. BP
Rank: 4 (Previous rank: 4)
CEO: Anthony B. Hayward
Employees: 97,600
Address: 1 St. James Sq.
London SW1Y 4PD
Country: Britain
Code:
Website:  http://www.bp.com

Another tumultuous year for the oil giant: BP was forced to clean up its Whiting, Ind., refinery after it was hit by the EPA with clean-air violations, faced multiple fires on its Alaskan oil fields, and had to deal with the departure of Chief Executive and Director John Browne. Much of the U.K.-based company’s time was spent handling its U.S. operations, as it modernized Whiting and dealt with the repercussions of the 2005 blast in Texas City. Yet the American operations weren’t all bad news - a $2.4 billion investment in the San Juan basin and deepwater drilling projects in the Gulf could be helpful in the next few years, once BP’s messes are behind it.

5. Toyota Motor
Rank: 5 (Previous rank: 6)
CEO: Fujio Cho
Employees: 316,121
Address: 1 Toyota-cho
Toyota 471-8571
Country: Japan
Code:
Website:  http://www.toyota.co.jp

Detroit’s decline worked in Toyota’s favor, as the leader in hybrid-electric vehicles pushed past its American rivals on this year’s list. Overall, Toyota sold only 3,000 fewer vehicles than global leader General Motors. But the Japanese company gained on its rival in the United States: GM’s sales fell 6% on its home turf, while Toyota’s sales rose 3.1%.

6. Chevron
Rank: 6 (Previous rank: 7)
CEO: David J. O’Reilly
Employees: 65,035
Address: 6001 Bollinger Canyon Rd.
San Ramon, California 94583
Country: U.S.
Code:
Website: http://www.chevron.com

A leader when it comes to offshore drilling, the California-based company is relying on a number of projects - including Tahiti, which stalled production in 2007 - to alleviate demands at home and abroad. In an effort to clean up its image, Chevron launched its largest-ever global advertising campaign, called “The Power of Human Energy,” to prove that it too is concerned with climate change. The company’s progress is promising. With a net income of $18.7 billion in 2007, it was the fourth consecutive year Chevron achieved record earnings.

7. ING Group
Rank: 7 (Previous rank: 13)
CEO: Michel Tilmant
Employees: 120,282
Address: Amstelveenseweg 500
Amsterdam 1081
Country: Netherlands
Code:
Website:  http://www.ing.com


The only financial institution to make our top 10, ING was up 31% in profits from 2006. This was due in part to the company’s streamlining, as it sold many noncore businesses, and partly due to a focus on global branding, with mass advertising set around the sponsorship of a Formula One team. ING continued to push into emerging markets, with primary investments in Thailand, Latin America, Turkey and South Korea. Although INGDirect.com provides just a small portion of the company’s profits, it added 3 million users in 2007, and now boasts over 20 million users worldwide.

8. Total
Rank: 8 (Previous rank: 10)
CEO: Christophe de Margerie
Employees: 96,442
Address: 2 Pl. de la Coupole
Courbevoie 92400
Country: France
Code:
Website: http://www.total.com

It was a good year for the oil and gas company, as newly launched operations in Africa helped push up net production by 5%, which Total translated into a 22.2% increase in profits. But the year wasn’t without scandal for the French company, as new CEO Christophe de Margerie was placed under investigation in early 2007 for allegedly paying bribes to win the 1997 Iran South Pars project. The company insists that the agreement was lawful, and Margerie remains chief executive.

9. General Motors
Rank: 9 (Previous rank: 5)
CEO: G. Richard Wagoner Jr.
Employees: 266,000
Address: 300 Renaissance Center
Detroit, Michigan 48265
Country: U.S.
Code:
Website: =http://www.gm.com


It was a tough year for GM, as it suffered a loss of nearly $39 billion and continues to lose market share to Japanese rivals Toyota and Honda. But, with a diverse portfolio of brands, General Motors did hit some international milestones; combined with its local partners, it was the first automaker to sell 1 million vehicles in China, and sales increased 74% in India. Even with its commitment to emerging markets, though, the company spent much of 2007 handling labor issues back home.

10. ConocoPhillips
Rank: 10 (Previous rank: 9)
CEO: James J. Mulva
Employees: 32,600
Address: 600 N. Dairy Ashford Rd.
Houston, Texas 77079
Country: U.S.
Code:
Website: http://www.conocophillips.com


Dropping one spot on our list, ConocoPhillips saw a steep 23.5% decline in profits. The Texas-based company spent some $5.4 billion to reduce debt - incurred after the Burlington Resources acquisition in 2006 - and took a $4.5 billion hit due to Venezuela’s expropriation of Conoco’s assets. ConocoPhillips did make advances in the energy field, however, by teaming up with Tyson Foods to further its work in the biofuels industry.

11. Daimler
Rank: 11 (Previous rank: 08)
CEO: Dieter Zetsche
Employees: 272,382
Address: Mercedesstrasse 137
Stuttgart 70327
Country: Germany
Code:
Website: www.daimler.com


Although Detroit’s Big Three all had to deal with United Auto Workers union issues and a struggling dollar, Daimler was the only one to cut its American ties by reducing its share in Chrysler to 19.9% and dropping the U.S. subsidiary from its name. The German automaker took an initial hit from the deal, posting its first quarterly loss since 2003. But the strength of the Mercedes-Benz brand kept Daimler in the black, as the company saw a hefty 34.5% annual increase in profits.

12. General Electric
Rank: 12 (Previous rank: 11)
CEO: Jeffrey R. Immelt
Employees: 327,000
Address: 3135 Easton Turnpike
Fairfield, Connecticut 6828
Country: U.S.
Code:
Website:  http://www.ge.com


The “G” in “GE” might as well stand for “global.” The iconic American company now derives about half of its $176.7 billion in revenue from outside the United States. Not surprisingly, the conglomerate is currently looking shed some domestic businesses. Its appliance business is up for sale, and General Electric announced last year that GE Money would exit the troubled U.S. mortgage business.

13. Ford Motor
Rank: 13 (Previous rank: 12)
CEO: Alan R. Mulally
Employees: 246,000
Address: 1 American Rd.
Dearborn, Michigan 48126
Country: U.S.
Code:
Website: http://www.ford.com


A series of belt-tightening strategies, such as cutting plants and jobs and eliminating luxury brands, helped Ford narrow its loss to $2.7 billion in 2007. Revenue increased 7.7%, but U.S. sales fell 12%, and market share declined to 14.6% from 16% a year earlier. This year may be even tougher, as skyrocketing gas prices pull customers away from Ford’s current inventory of trucks and SUVs. It may take years for the automaker’s restructuring plans to bear fruit.

14. Fortis
Rank: 14 (Previous rank: 20)
CEO: Jean-Paul Votron
Employees: 62,009
Address: Rue Royale 20
Brussels 1000
Country: Belgium/Netherlands
Code:
Website: http://www.fortis.com

Fortis strengthened its leadership position in Benelux - Belgium, the Netherlands and Luxembourg - and Asian markets last year with several major acquisitions. As a part of a consortium, it acquired Dutch bank ABN AMRO. To get a foothold in Asia, it bought Hong Kong’s Pacific Century Insurance Holdings Limited. Last November, Fortis sold a 4.18% stake to Ping An, one of China’s biggest insurance companies, making it the bank’s single largest shareholder. (Today Ping An owns closer to 5% of Fortis.)

15. AXA
Rank: 15 (Previous rank: 15)
CEO: Henri de Castries
Employees: 103,534
Address: 25 Ave. Matignon
Paris 75008
Country: France
Code:
Website: http://www.axa.com

The leading European insurance company continued to see double-digit growth last year. Revenue climbed 6.5% to $162.8 billion, and profit rose 21.6% to $7.76 billion. AXA already has beachheads in mature domestic and European markets; now it is expanding through acquisitions in Britain, Italy, South Korea and the Ukraine.

16. Sinopec
Rank: 16 (Previous rank: 17)
CEO: Su Shulin
Employees: 634,011
Address: A6 Huixindong St.
Beijing 100029
Country: China
Code:
Website: http://www.sinopecgroup.com.

The world’s third-largest oil refiner by capacity raised profit to $4.17 billion in 2007, a 12.5% increase from a year ago. The oil giant greatly expanded its exploration and production resources as a long-term strategy. Last year, the discovery of natural gas resources in China’s southwest fueled Sinopec’s gas output growth. Though the Chinese government lifted the prices of gasoline, diesel and other fuels in November 2007 and June 2008, Sinopec had to absorb refining costs as oil prices skyrocketed. In addition, Sinopec reassigned a new chairman, Su Shulin, to replace former Chairman Chen Tonghai, who resigned for personal reasons.

17. Citigroup
Rank: 17 (Previous rank: 14)
CEO: Vikram S. Pandit
Employees: 380,500
Address: 399 Park Ave.
New York, New York 10043
Country: U.S.
Code:
Website: http://www.citigroup.com

As a direct result of the U.S. subprime crisis, Citi’s 2007 profits sank 83.2% to $3.62 billion. The company cut costs by eliminating staff and shedding legacy assets. But a double-digit revenue growth in its international markets offset its loss in the domestic market. Management changes also shook things up at Citigroup: Former CEO Charles Prince retired under pressure after the company announced at least $18 billion in write-downs. He was succeeded by Vikram Pandit, a veteran investment banker from Morgan Stanley.
18. Volkswagen
Rank: 18 (Previous rank: 16)
CEO: Martin Winterkorn
Employees: 329,305
Address: Brieffach 1848-2
Wolfsburg 38436
Country: Germany
Website: Volkswagen Deutschland

High oil prices and the “greening” of industry have hit automakers especially hard. But CEO Martin Winterkorn responded by pledging to lead Europe’s biggest carmaker into a greener and more sustainable era. Thanks to global sales of its core brands like Audi, profit was up 63.5% to $5.64 billion last year. Still, VW struggled in the United States. It cut prices on its Jetta and New Beetle models and launched new plants in an attempt to boost U.S. market share. Winterkorn aims to triple VW’s American sales by 2018. The company will announce the location of a new U.S. manufacturing plant in July.

19. Dexia Group
Rank: 19 (Previous rank: 36)
CEO: Axel Miller
Employees: 35,202
Address: Place Rogier 11
Brussels 1210
Country: Belgium
Code:
Website: www.dexia.com

Dexia had another year of solid growth in 2007. Revenue was up 54% to $147.6 billion, though the big jump was largely due to an accounting change. Last November, the French-Belgian bank agreed to acquire a social housing loan book with roughly $4.5 billion in assets from U.K. mortgage lender Bradford & Bingley. Dexia says the deal will broaden its customer base and increase its visibility in the home-loan market. It also plans to push into more financing of public projects.


20. HSBC Holdings
Rank: 20 (Previous rank: 22)
CEO: Michael F. Geoghegan
Employees: 322,282
Address: 8 Canada Sq.
London E14 5HQ
Country: Britain
Code:
Website: http://www.hsbc.com
Strong growth in Asia helped the bank to cushion billions of losses it took in the U.S. market due to the subprime mortgage crisis. Overall profit was up 21% from a year ago. As the bank tried to clean up its troubled U.S. mortgage loans, it focused on developing businesses in emerging markets. In 2007, HSBC expanded into Japan, Vietnam, South Korea and India by launching new branches and services.


21. BNP Paribas
Rank: 21 (Previous rank: 25)
CEO: Baudouin Prot
Employees: 162,700
Address: 16 Blvd. des Italiens
Paris 75009
Country: France
Code:
Website: http://www.bnpparibas.com
BNP Paribas posted a 16.8% jump in net profit last year, as it withstood the credit crisis better than some of its European and U.S. counterparts. Thanks to solid growth in consumer credit, retail banking in emerging markets and asset management, France’s largest bank (in market value) increased its total revenue by 28.9% to $140.7 billion last year. That pushed BNP Paribas up another four spots on our list.


22. Allianz
Rank: 22 (Previous rank: 19)
CEO: Michael Diekmann
Employees: 181,207
Address: Königinstrasse 28
Munich 80802
Country: Germany
Code:
Website:  http://www.allianz.com
Despite a series of natural disasters in Europe and the subprime crisis in the United States, Allianz’s growth did not slow in 2007. Following a strong performance in 2006, the company’s overall revenue grew 12%, while profit climbed 23.8%. Three of its four units - life insurance, non-life insurance and asset management - contributed to the improved profit.

23. Crédit Agricole
Rank: 23 (Previous rank: 18)
CEO: Georges Pauget
Employees: 163,126
Address: 91-93 Blvd. Pasteur
Paris 75015
Country: France
Code:
Website:http://www.credit-agricole-sa.fr

The year 2007 was a turbulent period for France’s largest retail bank. Not only did the subprime mortgage crisis hit earnings and profits, but a $348 million unauthorized trade last September also worsened overall performance. Profit shrunk by 9% from a year ago, to $8.2 billion.

24. State Grid
Rank: 24 (Previous rank: 29)
CEO: Liu Zhenya
Employees: 1,486,000
Address: 86 Xichang’an Ave.
Beijing 100031
Country: China
Code:
Website: www.sgcc.com.cn

Thanks to China’s fast-growing economy, the mainland’s largest power distributor saw profits nearly double in 2007, to $4.4 billion.Now State Grid is doing deals outside its borders: In December, a consortium including State Grid successfully bid $3.95 billion for a 25-year concession to operate Philippines’ power transmission. The Chinese company also signed a power purchase agreement with its Russian counterpart, RAO UES.

25. China National Petroleum
Rank: 25 (Previous rank: 24)
CEO: Jiang Jiemin
Employees: 1,117,345
Address: 6 Liupukang St.
Beijing 100724
Country: China
Code:
Website: http://www.cnpc.com.cn

China’s largest oil and gas company jumped one position in the Global 500 rankings on a 17% increase in sales. The company’s future seems secure: It recently announced the discovery of the Nanpu oil field, the biggest oil field China has located in the past three decades, according to the company’s annual report. China National Petroleum also newly identified 565.2 billion cubic meters of natural gas in Sulige Gas Province, which was China’s first gas field with a proven reserve of more than 1 trillion cubic meters.

Indonesia Di Jajah Selama 3.5 Abad Karena Sebuah Buku


Tahukah Anda bahwa karena sebuah bukulah maka bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan atas bumi yang kaya raya ini selama berabad-abad? Buku tersebut berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien , yang ditulis Jan Huygen van Linshoten di tahun 1595.
Inilah kisahnya:
Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi Nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.

Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara. Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah.
Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun. Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah didapatkannya.
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru—kini disebut Benua Amerika—kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis. Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda.

Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri. Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam.
Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan. Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”: Gold, Glory, dan Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini. Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap.

Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara. Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah, “Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis. Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.
Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.
Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya.
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945.

 
Design by Arek Kabunan Bojonegoro | Bloggerized by DeLTA_Net - Kabunan | Abied_nc